Tuesday, March 21, 2017

Analisis Kepentingan dan Kinerja

Metode Analisis Kepentingan dan Kinerja atau lebih dikenal dengan sebutan Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 oleh Martilla dan James dalam artikel mereka yang berjudul ”Importance-Performance Analysis”. Metode IPA tidak membutuhkan banyak biaya dan sangat mudah untuk dipahami dalam mengatur informasi tentang atribut suatu produk atau jasa, serta memberikan strategi intuitif yang menarik untuk sebuah usaha dalam menetapkan prioritas perubahan yang potensial. 

Metode IPA mengacu pada proses penentuan satu set atribut yang menjadi ciri khas produk atau jasa, mengevaluasi kepentingan dan kinerja produksi daripada atribut tersebut, serta mewakili skala kepentingan dan kinerja pada setiap atribut pada dua sumbu kisi (grid) sebagai perbandingan. Dimana penandaan pada kuadran dari setiap kisi akan menunjukkan langkah-langkah strategis yang harus diambil sehubungan dengan setiap atribut tersebut. [Timothy J. Tyrrell and Mark J. Okrant, 2004; Importance-Performance Analysis]. 

Analisis Kepentingan dan Kinerja atau  IPA  merupakan suatu  metode multi atribut, dimana metode ini akan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan dua kriteria, yaitu kepentingan relatif atribut dan  kinerja atau kepuasan suatu obyek. Penerapan metode IPA dimulai dengan melakukan identifikasi atribut-atribut atau indikator-indikator yang relevan terhadap situasi pilihan yang diamati. Dimana daftar dari atribut-atribut atau indikator indikator dapat dikembangkan dengan mengacu pada referensi-referensi atau literatur-literatur, melalui Interview, Focus Group Discusion dan Criteria for Forming a Panel of Experts.  

Metode IPA tidak hanya digunakan untuk menguji kinerja item, tetapi pentingnya item sebagai faktor penentu dalam kepuasan atau penilaian. Di pihak lain, IPA merupakan alat untuk melakukan evaluasi yang kuat dalam menentukan atribut yang baik dan atribut yang perlu diperbaiki.  Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan kinerja akan diperoleh tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan kinerja [Festus Evly R.I. Liow, Achmad Wicaksono,  Zetly E. Tamod, Soemarno, 2013; Importance and Performance Analysis of the Solid Waste Management System in Tomohon City, Indonesia].

Analisis data berdasarkan tabulasi, dimana atribut yang diurutkan yang sangat diinginkan atau tidak diinginkan pada tingkat kepentingan dalam sebuah sistem. Selanjutnya, kinerja daripada atribut yang kinerjanya telah baik dan bila perlu dapat ditingkatkan kinerjanya berdasarkan persepsi responden. Dimana tingkat kesesuaian merupakan hasil dari nilai perbandingan antara kinerja dengan kepentingan, sehingga dapat ditentukan indikator-indikator yang mempengaruhi. 

Dalam metode ini terdapat dua variabel, yaitu variavel (X) dan variabel (Y), dimana vriabel (X) adalah tingkat kepuasan/kinerja dan variabel (Y) adalah tingkat kepentingan. rumus tingkat kesesuaian yang digunakan adalah:
Sumbu horisontal (X) akan diisi dengan skor/nilai tingkat pelaksanaan/kinerja (Performance), sedangkan sumbu vertikal (Y) akan diisi dengan skor/nilai Kepentingan (Importance), maka setiap atribut/indikator yang mempengaruhi akan diformulasikan dengan rumus, sebagai berikut:
Setelah skor/nilai rata-rata dapat diketahui dan dapat diartikan sebagai koordinat (X;Y) yang akan diterapkan pada Diagram Kartesius (Cartesian Diagram), dimana diagram tersebut merupakan sebuah bangunan yang terbagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik koordinat (X;Y), seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Diagran Kertesius 
Distribusi Kuadran Analisis Kepentingan & Kinerja
Sumber: Festus Evly R.I. Liow, Achmad Wicaksono,  Zetly E. Tamod, Soemarno, 2013; Importance and Performance Analysis of the Solid Waste Management System in Tomohon City, Indonesia
Kuadran pertama:
Prioritas Utama (konsentrasi pada kuadran ini), dimana item (faktor/variabel/parameter/indikator) yang berada pada posisi kuadran ini seperti yang dirasakan oleh responden dianggap sangat penting, namun belum memuaskan untuk kondisi saat ini, sehingga harus menjadi perhatian khusus bagi pihak-pihak terkait yang berkepentingan;

Kuadran kedua:
Pertahankan Prestasi, dimana item (faktor/variabel/parameter/indikator) yang berada pada posisi kuadran ini seperti yang dirasakan oleh responden dianggap sebagai faktor yang seharusnya dilakukan dan disadari, baik dari segi kepentingan maupun dalam pelaksanaan;

Kuadran ketiga:
Prioritas Rendah, dimana item (faktor/variabel/parameter/indikator) yang berada pada posisi kuadran ini seperti yang dirasakan oleh responden dianggap memiliki kepuasan yang rendah dan kurang penting;

Kuadran keempat:
Berlebihan, dimana item (faktor/variabel/parameter/indikator) yang berada pada posisi kuadran ini seperti yang dirasakan oleh responden dianggap kurang penting dan pelaksnaannya pun diabaikan. Selanjutnya, agar penerapan metode IPA berjalan secara sistematis, maka harus mengikuti tahapan dan prosedur yang terdiri dari lima tahap, antara lain sebagai berikut:
  1. Tahap Pertama: Menentukan indikator-indikator yang akan di analisis;
  2. Tahap Kedua: Melakukan survei/observasi melalui penyebaran kuesioner;
  3. Tahap Ketiga: Menghitung nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja/kepuasan;
  4. Tahap Keempat: Membuat Grafik IPA (Diagram Kartesius);
  5. Tahap Kelima: Melakukan evaluasi terhadap indikator-indikator sesuai dengan kuadran setiap indikator.
Metode IPA telah digunakan dalam berbagai aplikasi kerena relatif mudah dalam administrasi dan interpretasinya yang banyak digunakan oleh peneliti dan manager di berbagai bidang. Pada penerapan metode IPA terdapat dua macam cara untuk menampilkan data IPA yang telah dianalisis pada diagram Karteius (Cartesian Diagram), yaitu:
  1. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui penyebaran secara umum pada kuadran;
  2. Menempatkan garis pemotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui secara spesifik setiap item dalam kuadran. Perlu diketahui bahwa metode ini lebih banyak digunakan oleh para peneliti.