Penilaian kinerja bangunan agar dapat dinyatakan hijau atau ramah lingkungan harus memeuhi indikator-indikator yang dapat mempengaruhi kinerja sebuah bangunan maupun kepentingan atau persepsi dari pemilik bangunan, maupun pengguna bangunan. Berdasarkan hasil survei di beberapa bangunan tersebut yang merujuk kepada Green Building Council Indonesia, diketahui memiliki 6 (enam) variabel dan 62 sub-variabel sebagai indikator-indikator yang mempengaruhi terhadap kinerja sebuah bangunan. Deskripsi variabel penilaian tersebut secara rinci dijelaskan, adalah sebagai berikut:
Tepat guna lahan:
Tepat guna lahan memiliki 10 indikator utama yang dianggap dapat mempengaruhi terhadap kinerja bangunan maupun kepentingan menurut persepsi para pemilik atau pengguna bangunan tersebut, terdiri dari:
- Aksesibiltas Pengguna;
- Pengurangan Penggunaan Kendaraan Bermotor;
- Penggunaan Fasilitas Sepeda;
- Tata Guna Lahan berupa vegetasi;
- Penggunaan Penutup Atap Ramah Lingkungan;
- Pengurangan Volume Limpasan Air Hujan ke Jaringan;
- Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma Tanaman;
- Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Sekitar Gedung;
- Pemeliharaan Eksterior Gedung;
- Gedung Bersertifikat Greenship.
Efesiensi dan konservasi energi memiliki 10 indikator utama yang dianggap dapat mempengaruhi terhadap kinerja bangunan maupun kepentingan menurut persepsi para pemilik atau pengguna bangunan tersebut, terdiri dari:
- Penurunan Penggunaan Listrik;
- Peningkatan Kinerja & Kontrol Sistem MVAC;
- Usaha Penghematan Penggunaan Listrik;
- Sistem Pengendalian & Pemantauan Energi;
- Sistem Operasional & Pemeliharaan Gedung;
- Penggunaan Energi Terbarukan;
- Pengurangan Emisi CO₂;
- Kampanye Penghematan Energi;
- Penggunaan Energi Minimum;
- Zona Pencahayaan.
Konservasi air memiliki 10 indikator utama yang dianggap dapat mempengaruhi terhadap kinerja bangunan maupun kepentingan menurut persepsi para pemilik atau pengguna bangunan tersebut, terdiri dari:
- Alat Ukur Konsumsi Air;
- Prosedur Operasional dan Pemeliharaan Air;
- Pengurangan Konsumsi Air;
- Kualitas Air;
- Sistem Daur Ulang Air;
- Sistem Penyarigan Air;
- Konsumsi Air Sumur Dalam;
- Penggunaan Keran/Pompa Air Otomatis;
- Kampanye Konservasi Air;
- Penggunaan Air Hujan.
Sumber dan siklus material memiliki 10 indikator utama yang dianggap dapat mempengaruhi terhadap kinerja bangunan maupun kepentingan menurut persepsi para pemilik atau pengguna bangunan tersebut, terdiri dari:
- Penggunaan Refrigeran Non-CFC;
- Penggunaan Material Ramah Lingkungan;
- Sistem Pengelolaan Sampah;
- Sistem Pengelolaan Limbah Berbahaya;
- Penyaluran Barang Bekas Daur Ulang;
- Penggunaan Kayu Bersetifikat;
- Bahan Pembersih yang Ramah Lingkungan;
- Penggunaan Asbestos;
- Penggunaan Logam;
- Kebijakan Pembelian Material.
Kesehatan dan kenyamanan dalan ruangan memiliki 12 indikator utama yang dianggap dapat mempengaruhi terhadap kinerja bangunan maupun kepentingan menurut persepsi para pemilik atau pengguna bangunan tersebut, terdiri dari:
- Kualitas Udara Ruangan;
- Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung;
- Pemantauan Kadar CO₂;
- Pengukuran Polutan Kimia;
- Pembersihan Filter, Coil dan Alat Bantu VAC;
- Kenyamanan Visual/Tinglat Pencahayaan;
- Tingkat Bunyi Dalam Ruangan/Kebisingan;
- Kenyamanan Suhu Udara;
- Tanaman dalam Ruang;
- Pengendalian Hama;
- Kampanye Pembuangan Sampah;
- Kampanye Bebas Asap Rokok.
Pengelolaan lingkungan dalam bangunan memiliki 10 indikator utama yang dianggap dapat mempengaruhi terhadap kinerja bangunan maupun kepentingan menurut persepsi para pemilik atau pengguna bangunan tersebut, terdiri dari:
- Aplikasi Inovasi dengan Peningkatan Kualitas Bangunan;
- Mendorong Perubahan Perilaku Para Pengguna;
- As Built Drawing dan Dokumen Lainnya;
- Struktur Organisasi Operation & Maintanance Berkelanjutan;
- Pelatihan Konsep Hijau & Klausul Bangunan Hijau;
- Jadwal Berkala Operation & Maintanance;
- Jadwal Berkala Pelatihan & Evaluasi;
- Aktifitas Hijau;
- Rencana Anggaran & Biaya Operasional & Pemeliharaan;
- Rencana Kegiatan Operasional & Pemeliharaan.
No comments:
Post a Comment